Aku sakit, dunia sakit atau kau yang sakit?


Aku baru sedar yang kita hidup dalam dunia yang sakit, tanpa ada aral kita semua bertambah sakit. Bak sel kanser, merebak meluas dan membabi buta. Tanpa hirau. Pencegah? Semua orang tolak tepi pencegahan penyakit social dunia. Orang kata itu terlalu tradisional, itu terlalu kolot dan tidak terbuka. Tapi percayalah pencegah tetap pencegah yang abadi. Agama

Hidup dalam dunia yang sakit menyebabkan orang pon bertambah sakit dengan penyakit minda bak domino teori yang merebakkan pemikiran, sosialiti, demografi terus terusan menghirup udara penyakit menyebabkan kita alah dengan penyakit yang wujud. Sekarang aku, kau dan dia sakit. Sebab? Aku lihat aku bercakap, aku tak cegah. Kau tengok, kau sasar, tidada pencegahan, Kau sakit kau bangga kau tak mencegah. Kita asyik fikir nak mencari si hakiki sedangkan ia didepan mata. Lalu membuta tuli menyalahkan penyakit yang lain sedangkan si hakiki ada didepan mata. Kita berpenyakit kawan! Kita yang berpenyakit

Dunia sememangnya sudah sakit dengan penyakit kita. Asyik berpegang modenisme berkiblat tuli tak berarah, asyik melihat kita merubah kononnya pengorbanan dalam perubahan dan berpegang prinsip ‘collateral damage’ sedangkan kita sememangnya tidak mengaku yang kita sakit. Dunia sakit?

“Si polan bernafsu durja, melempias syahwat pada si Polan yang lain. Tatkala 9 bulan dicita selepas segala ‘penawar’ tak berhasil isi Rahim yang patut wujud dengan balasan kasih sayang tak dibela. Takut bertanggung jawab si polan satu dan polan dua campakkan sahaja di tingkat 5 apartment di kala tengah malam orang asyik tidur. Isi Rahim patut diberi kasih sayang mati katak. Salah siapa? Kita sakit kawanku.. kita yang sakit.. kita semua. Mungkin kau tak buat tapi kita semua bertanggungjawab. Kita sakit”

“Si Anu 1, baru berumur 14. Mungkin tidak sempat basa basi dalam dunia dia terantuk. Tatkala hidup begitu, sebelum mengadah si Anu ini mengambil langkah escapism yang baginya terlalu selamat. Dengan mengaku kepada dunia langkahan silapnya pada kejadian dulu. Mungkin baik, tapi terlalu buruk dengan pengakuan durjanya adalah dengan bangga. Siap bertanya pada dunia kalau tiada mahkota tiada kesan pada anda. Sakit. Sakit Jiwa, sakit otak sakit pemikiran. Biarlah Si Anu 1 belom matang. Moga ada si Anu 2 yang bakal merubahnya. Kita doakan penyakit dia dan penyakit kita sembuh. Tapi bang, dia sakit kita pon sakit sekali. Atas dasar masyarakat yang satu. Sakitkan bila aku salahkan kau semua?”

“ Bangsa berandal, hidup dalam dunia lara. Kerjanya makan tidur dengan subsidi. Hidupnya makan tidur hiburan mati. Berandal, si bangsa lara dengan penyakit kita cipta. Si bangsa Berandal yang cukup hanya mengutuk tanpa berubah, cukup berkata selolah dialah wira. Cukup hebat di kampong nyah campak melata dunia, terkapai seolah bot karam. Bangsa berandal ini kita yang cipta. Walau setinggi pendidikan kita, dia lahir dari kita. Kenapa aku tuduh penyakit Berandal ini datang pada kita? Kerana kita yang biarkan. Tidak merubah. Nah, kau selalu kata kalau seorang payah untuk merubah. Perlukan sebuah pakatan kesatuan yang besar. Mungkin dengan kuasa politik atau sentuhan Midas yang mampu merubah. Kau sakit kawan, aku pon sakit. Sakit segala aspek. Menjadikan kita juga si Berandal. Kau menolak? Terserah. Kau fikir kemudian.”

“Pengkhianat 1 wujud dimana, dalam diri kita pon ada. Bangga dengan nama, bangga dengan tindakan diri. Sedangkan berbangga itu juga penyakit. Si Pengkhianat 1 hidup dalam dunia dia. Kesan frustasi dari hidup dan capaian yang terngadah, dia kononnya bangkit sebagai wira. Kutuk sana sini, kutuk agama, kutuk orang. Dan capaikan diri dalam hidup sebagai wira dan pengkhianat. Kau ingat orang sanjung? Hidup kau disanjung, caci merca diri kau siapa tahu? Pengkhianat yang wujud dek kerana penyakit menular ke tunjang hidup dan bangsa. Kita hidup dengan penyakit kau tahu?”

“si Penyakit Sedih, lebih menyedihkan. Kau cipta blog kutuk agama kau sendiri. Kau hina serendah tapak kaki. Kau pijak seolah tidak bermaruah. Kau berpenyakit kronik wahai Penyakit Sedih. Kau kronik. Terlalu. Bukak minda orang dengan penyakit sebegitu? Kau sebarkan sahutan syaitan sedangkan si Azazel bergelak ketawa berguling tanpa rasa duku. Kau sebarkan juga anutan syaitan kau hasil dari pesongan yang kau cipta. Elok kau dibunuh. Itu pencegahan, kau menyebabkan kami yang berpenyakit bertambah sakit, terlantar”

Asyik dan fikir. Semua orang mencari si Pencegah ulung. Lalu kau pinta pedoman dari yang esa. Sedangkan sudah diberinya pada kita semua sejak kita di Arash lagi. Ampun, aku dank au sama-sama sakit. Menyalahkan satu sama lain. Kita bingkas bangun sahaja, kembali pada si Pencipta. Dan pintu taubat itu tidak tertutup seadanya. Janganlah tambah penyakit derita? Kita sakit sahabatku! Kita sakit!

Lepas kau baca, kau tinggalkan. Lepas aku tulis aku tinggalkan. Sebabnya kita ini berpenyakit. Aku cabar siapa yang mampu bimbing Si Polan, Si Anu dan Si Pengkhianat demi menyelamatkan Si Bangsa Berandal. Kita kembali pada ajaran Si Maha Esa, bawa pencegah. Cukuplah dengan penyakit ini.



Selepas baca semua tinggalkan. Penyakit.

Today is your birthday...and we miss you here

Today is your birthday, I know. Hardly to erase it. If you are here, you turned 24 this year. I still remember, the last time when everybody was busy chasing dreams and asking what course we shall be taking in Uni, you are the only who confidence in stating “Aku nak amek masscomm kat UiTM, nak jadi pengulas sukan” and we were shocked with that. Because, everybody was busy in stating they will be taking Engineering, Aeronautics, Architectures, Mathematics, and all other professional courses that will make nobody people to be somebody. You were really chasing your dreams.

I still remember when the World Cup 1998 has passed for about a year, when I came to your house, you were watching the recorded of Final Brazil Vs France. You were really keen in football. Among other friends, you are the only one who stays calm and rationale at all stakes. I’m always being the hot tempered, and you are the one who calms everything on me.

You always are the genius among us, you scored straight A’s in UPSR, and we praised you and we lifted you when we heard of your result. We were very proud of you, in the sekolah agama, you had the best result, still among us. You went to the best school in KL, because of your result. In PMR, when among us scored just OK, you still scored the best. You had the straight A’s again, but you feel disappointed because too many of your schoolmates had the same results. We were proud of you again.

Do you want to know something? I’m taking Masscomm now, In UiTM just like you have dreamt and told me earlier. It never crossed my mind to be in here. I know you are smiling up there. Hafidz, passed his degree in Law, Aizat’s in Computer Science, Fauzi in engineering, and the others as well. It is your birthday today, well by informing you these; I hope it makes you smile at least.

Whenever I’m free, I still pass by your old house in front of the hostels, passing by the memory lane that we used to play rounders, football, kejar-kejar, or police and thief. I still live in the old housing areas of us. The same memorial neighbourhood that we had. Long story short, government are demolishing it soon. End of this march, and all of us have to move.

Sometimes, we talked about you. We had few gatherings before, and we had the enjoyment of thinking of the past. Your name always appeared among us, because we shared the same memories. They still remember and miss you. It has been a long years, since 2003 and until now. But for me, it was just like yesterday.

Sometimes, I visited your mom in Putrajaya. Whenever she looked at me, she will say “dah besar dah kamu sekarang” deep in her eyes, I know what she is thinking. She must be thinking if you are here with us, you must be the same person who respect and obey family. The one who is already achieving the dream of what you wanted to be.

Hey, we miss you here. All of us. Allah loves you more…

(Al-Fatihah)

Muhammad Feizal Bin Yahya (25/02/1987 – January 2003)




Kenapa nama saya k.o?


Tulisan ini bukanlah hendak menyatakan sejarah dan juga salasilah yang menyatakan mengapa ramai orang memanggil saya dengan nama tersebut. Dan bukanlah jua jawapan yang akan mendukung mengapa saya selesa dengan nama tersebut. Tapi, jujur bicara. Saya selesa.

Orang akan menerima kita seadanya, biar apapon nama kita, bukanlah nama yang jadi ukuran, tapi personality disebalik nama itu yang dibandingkan.

Mungkin pepatah Melayu ada berkata, “Harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama” dan pastinya, belang si Harimau itu juga adalah personaliti si Harimau. Hidup ini luas, dan orang akan menerima kita sebagaimana yang kita bawa diri kita.

Mungkin ramai orang bertanya, kenapa nama saya k.o? dan saya bilang kali menegah jangan tanya kenapa. Tapi kenapa? Sebab, sebelum kalian tahu maksud nama tersebut, kalian akan terus menuduh dengan pelbagai andaian.

Ada yang meruncing mengatakan maksud nama itu adalah si pengalah, ada yang terus dengan rumusan mengatakan oh dia itu pelik orangnya, da nada yang dengan sengaja membentangkan personality seseorang dari pandangan dia. Jadi, dengan persoalan “jangan tanya kenapa” kalian akan terus memberi tuduhan terhadap nama tersebut. Dengan secara tidak langsung, kalian juga akan cuba mengkaji dari mana asal usul nama tersebut. Dan intimnya, kalian akan terus menerawang kedalam personaliti diri saya.

Saya selesa dengan nama tersebut. Ada yang memanggil abang K.O, ada pula memanggil K.O..ada yang tersalah panggil K-on, tak mengapa….saya terima semua, kerana kalian terima saya seadanya. Tapi kalian juga kena ingat, dalam tiap nama diberi. Pasti ada maksudnya 


tweet

Dan Aku Kembali Menulis

Blog ini adalah escapism aku dari dunia luar. Mungkin pendekatan aku agak berbeza dari mereka yang lain. Tapi, melalui medium ini jualah aku cuba sampaikan.

Sehaluan